BERANDA

Rabu, 05 Juli 2017

PERTUNJUKAN KAROMAH

☆PERTUNJUKAN ILMU "KAROMAH"☆

 Ruqyah syar'iyyah di bandung. Bismillah... Kami heran dgn orang yg tampil di pentas untuk menunjukkan dan memamerkan ilmu magis yg diklaim sebagai KAROMAH... 

mbok ya ngga usah bawa-bawa karomah klau mau nampilin sulap.. itu sama aja menipu... Ada yg memakan api, ada yg mempraktekkan ilmu kebal, pukulan jarak jauh, berjalan di atas beling, tiduran di api, dsb

 yang semua pertunjukan sulap itu dikatakan sebagai ILMU KAROMAH... sayangnya ketika dikasih tau mereka ngeyel bahwa itu adalah ilmu KAROMAH yg diturunkan para gurunya yg bersanad sampai para wali... 

 Mbatin saya, "Lah karomah kok diturun-turunkan? Dipamerin pula buat pertunjukan pentas seni" 😂 

 Ini ada manuskrip dari kitab Thobaqotul Abror Fi Mu'jizatin Nabiyyil Mukhtar wa Karomatil Auliyail Akhyaar karya Asy-Syaikh Al-'Allaamah 'Ali bin Ghanim bin Ahmad Al-Khatib Asy-Syafi'iy... Silahkan dibaca dari 

 "Wa inna maa kaana lil anbiyaa-i minal Mu'jizaati, jaa-a lil awliya-i al-karomatu syartu 'adamit-tahaddiy.. Wala yadhihu qoulu man yaquulu inna dzalika yuaddi ilal iltibaasi minal karomati wal mu'jizati Li-annal mu'jizata yajibu 'alan-Nabiyyi an yattakhidza biha wa yudzhiroha wal karomatu yajibu 'alal waliyyi an Yukhfiha wa yasturoha illa 'an dhorurotin...."

Intinya,, para Nabi diberikan Mukjizat sedangkan para wali diberikan karomah agar menjadi tameng untuk menepis penentangan kaumnya...

 Perkataan orang yg mengatakan bahwa karomah dan mukjizat akan menimbulkan kebingungan (di kalangan orang awam) untuk membedakan antara keduanya, maka itu adalah perkataan yg tak jelas ... 

 Karena mukjizat sudah jelas DIHARUSKAN bagi para Nabi untuk mempraktekkan dan mempertunjukkannya.. Sedangkan KAROMAH DIHARUSKAN bagi para wali untuk MENYEMBUNYIKAN dan MENUTUPINYA kecuali di waktu- waktu genting saja...

 Lihat juga disitu dikatakan : لا يكون فيه اختيار فيه أو لتقوية بعض المريدين "Para wali tak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan karomahnya (tak bisa menentukan kapan karomah itu datang) dan bukan juga untuk menguatkan/mewarisi kepada orang yg menginginkannya.."

 Bisa dilihat saat para ashhaabul kahfi mendapat karomah tidur sekian ratus tahun, mereka nggak tau bakal dpt karomah smacam itu.. 

buktinya saat bangun mereka saling bertanya KAM LABITSTUM ? QOOLU LABITSNA YAUMAN WA BA'DHO YAUM.. berapa lama kalian tidur ? Sebagian mereka menjawab, "Mungkin kita tidur seharian atau setengah hari saja.." 

 Mereka ngga sadar ternyata sudah mendapat karomah yg agung, tidur kisaran 300 sekian tahun dan diselamatkan dari keburukan kaumnya.. 

 Nah praktek sulap berkedok KAROMAH ini bisa dipraktekkan KAPAN SAJA dengan keadaan sadar, tau, dan bisa diatur tanggalnya, dipuasani dulu, ditirakati dulu, orangnya juga bisa mengatur dirinya untuk kebal di saat pertunjukan seni, bisa mengatur pukulan jarak jauh saat pentas, bisa mengatur dirinya tak terbakar api saat dibakar di pertunjukan... DAN BISA DITURUN-TURUNKAN KE MURID-MURIDNYA dengan syarat dan ritual tertentu (baik jurus maupun amalan yg seakan syar'i)... 

Apakah ini karomah ??? Jelas itu BUKANLAH KAROMAH PARA WALI ALLAH... Karena orang-orang yg dpt karomah sungguhan mereka nggak mendapatkannya dengan BELAJAR RITUAL KHUSUS pengundang karomah, mereka juga nggak pecicilan, nggak petakilan, nggak suka pamer unjuk kehebatan, dan cenderung menutupi diri dan menyembunyikan karomah yg Allah berikan padanya... 

 Mengapa ? Karena mereka tau KAROMAH bukan untuk ajang PAMER atau SAKTI-SAKTIAN... dan mereka tau PUNCAK KAROMAH tertinggi adalah ISTIQOMAH pada agama Allah Ta'ala.. 

bukan kebal, bukan pukulan jarak jauh, bukan menerawang, bukan berjalan di atas air, bukan bisa terbang, dan yg semacamnya...

 Dan yg lebih utama hati mereka sudah dipenuhi mahabbah pada Allah yg tak menyisakan ruang kecintaan di hatinya untuk dipuji dan dipuja oleh manusia lainnya... 

Arsyadanallahu wa iyyaakum Muhibbukum 

fillah Abu Musyaffa Muhammad Faizar 

 Info Ruqyah Syar'i Tlp/WA 081320121351 

BBM D7553361 

www.bandungruqyah.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar